cover
Contact Name
Mochamad Rochim
Contact Email
mochammad.rochim@unisba.ac.id
Phone
+6224-8508013
Journal Mail Official
yasir.alimi@gmail.com
Editorial Address
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/about/editorialTeam
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE
ISSN : pISSN246     EISSN : eISSN246     DOI : DOI: 10.15294/komunitas.v8i1.4516
Core Subject : Education, Social,
Di Data GARUDA saya, jurnal KOMUNITAS yang diterbitkan oleh UNNES belum terakreditasi, seharusnya sudah terakreditasi SINTA 2 sesuai data SINTA. https://sinta.kemdikbud.go.id/journals?q=komunitas
Articles 21 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering" : 21 Documents clear
KEARIFAN LOKAL ADAT MASYARAKAT SUNDA DALAM HUBUNGAN DENGAN LINGKUNGAN ALAM Indrawardana, Ira
Jurnal Komunitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskusikan kearifan lokal adat masyarakat Sunda dalam hubungan dengan lingkungan alam. Penelitian dilakukan secara kualitatif terhadap masyarakat Sunda Kanekes. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pada dasarnya kearifan lokal masyarakat Sunda Kanekes disarikan dari pengalaman masyarakat Sunda lama yang sangat akrab dengan lingkungannya dan sudah lama hidup dalam budaya masyarakat peladang. Kearifan lokal adat, suatu kondisi sosial dan budaya yang didalamnya terkandung khasanah nilai-nilai budaya yang menghargai dan adaptif dengan alam sekitar, dan tertata secara ajeg dalam suatu tatanan adat istiadat suatu masyarakat. Walau sering dianggap kuno, nilai-nilai yang mereka ajarkan dan praktek yang mereka jalankan masih merupakan cara yang terbaik untuk memelihara lingkungan di zaman post-modern. The objective of this study is to discuss the wisdom of indigenous traditional Sundanese community in relation to natural environment. The research is done qualitatively in Kanekes Sundanese traditional community. The research found that the distinguished Kanekes local knowledge regarding to the environment is creatively developed by the community from their everyday exepriences of living with natures, being friends with nature and their experience as farming communities. The local wisdom of Kanekes community, which contains cultural values of respect and adaptive to the environment, and life based upon traditional norms. Though often stereotyped as primitive, their living values and practices of life are still the best instrument to conserve environment in post-modern age.
FUNGSI RITUAL KAAGO – AGO (RITUAL PENCEGAH PENYAKIT) PADA MASYARAKAT MUNA DI SULAWESI TENGGARA Aris, La Ode
Jurnal Komunitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan ritual kaago-ago dan fungsinya bagi masyarakat Muna di Sulawesi Tenggara. Ritual kaago-ago adalah ritual yang diadakan sebelum pergantian musim, dari musim timur ke musim barat atau sebaliknya. Ritual ini dilakukan dalam wujud melakukan hubungan pertalian dengan agen-agen tertentu yang bukan manusia, tetapi jin dan setan, agar mereka tidak mengganggu manusia, atau memunculkan penyakit pada manusia. Ritual kaago-ago atau ritual pencegahan penyakit dilakukan karena pada saat pergantian musim, umat manusia merasa tidak nyaman, tertekan, panik, dan lain sebagainya. Untuk itu, mereka melakukan suatu strategi dengan cara menyiasati keadaan, sehingga dapat mengatasi suatu kondisi yang labil.  Penelitian ini dilakukan di Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Secara spesifik, kajian ini akan  terfokus pada fungsi ritual kaago-ago dalam kehidupan orang Muna masa kini. Untuk mengungkap hal itu, dipakai pendekatan kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasi dan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis etnografik.  Fungsi ritual kaago-ago adalah meliputi fungsi religius dan fungsi sosial. Fungsi religius dapat selamat atau terhindarnya manusia dari penyakit, tercapainya ketenangan jiwa, dan terjadinya hubungan baik antara manusia dengan makluk halus. Sedangkan, fungsi sosial yaitu terciptanya solidaritas sosial, kontrol sosial, edukasi dan intergrasi. This objective of this research is to describe Kaago- ago ritual and its function for Muna people in South Sulawesi. Kaago-ago ritual is the ritual held before the change of seasons, from east season to west season or vice versa. The ritual was done by communicating with certain supernatural beings, so they do not interfere with or spread diseases in humans. Kaago-ago ritual or rituals performed for disease prevention was done at the turn of the seasons because at that time, human  feel uncomfortable, distressed, frantic, and so forth. The ritual wes held to deal with the situation, so it can cope with  unstable condition created by seasons changes. The research was conducted in the village of Muna Lohia village, Lohia District Southeast Sulawesi. Specifically, this study will be focused on the function of kaago-ago rituals in the lives of today’s Muna. To reveal it, a qualitative approach was used, whereas the techniques of data collection were participant observation and in-depth interviews. Meanwhile, data analysis was done by using ethnographic analysis. Kaago-ago ritual has a religious function and social function. The religious functions include wellbeing, peace of mind, and good relationship among human beings and between human beings and non-human beings. The social functions include the creation of social solidarity, social control, education and integration.
PERENCANAAN PARTISIPASI LOKAL: PENGALAMAN ADVOKASI PARTICIPATORY BUDGETING LSM DI YOGYAKARTA Hadi Pratiwi, Poerwanti
Jurnal Komunitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan pembangunan dikatakan berhasil bila mampu menjawab kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi anggota masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis membahas tentang peran serta warga masyarakat dalam perencanaan dan penganggaran APBD di daerahnya masing-masing melalui advokasi yang dilakukan oleh NGO. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Fakta menunjukkan bahwa keberhasilan pembangunan dapat terwujud salah satunya dengan mengikutsertakan anggota masyarakat sejak awal proses kegiatan, khususnya dalam penyusunan rencana pembangunan. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan wujudnya bisa berupa kehadiran dalam rapat/musyawarah, pemikiran, dan waktu. Dalam rangka menyesuaikan dengan kepentingan masyarakat, maka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak cukup dilakukan oleh lembaga-lembaga formal dari unsur eksekutif dan legislatif saja. Kelompok-kelompok masyarakat lokal dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/ NGO) dapat turut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran agar lebih dapat dipertanggungjawabkan, atau dengan kata lain lebih sesuai dengan kepentingan masyarakat.Implementation of the development is successful if it is able to answer the needs and problems faced by members of the community. In this study, the author specifically addresses the participation of citizens in local budget planning and budgeting in their respective regions through advocacy carried out by NGOs. Methods of research used in this research was a qualitative approach, data collection is done by observation, interview and documentation. The evidence suggests that successful development can be realized by involving members of the community since the beginning of the activity, particularly in the preparation of development plans. The form of participation in development planning can be a presence at a meeting / deliberation, thought and time. In order to adapt to the interests of society, the preparation of the Budget Revenue and Expenditure (Budget) is not sufficient for formal institutions of the executive and legislative elements only. Local community groups and Non Governmental Organizations (NGOs / NGOs) should participate in the preparation of the budget to make it more accountable, or in other words more suitable to the interests of the community.
THE ROLE OF RELIGION AND AGRICULTURAL TECHNOLOGY IN SOCIAL TRANSFORMATION Saputro, M. Endy
Jurnal Komunitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitan ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana agama dan teknologi pertanian dapat memberdayakan masyarakat dan mendorong sebuah transformasi sosial. Survei dan wawancara diterapkan guna mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Objek penelitian ini adalah komunitas petani di Banjarnegara yang tergabung dalam organisasi petani yang difasilitasi oleh organisasi massa islam Muhammadiyah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agama, dalam hal ini ajaran agama yang dipegang erat oleh organisasi massa Islam (Muhammadiyah) dapat meningkatkan kondisi ekonomi sebuah komunitas petani di Banjarnegara. Muhammadiyah memfasilitasi komunitas petani tersebut untuk menerapkan teknologi pertanian yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil panen secara signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa agama dan teknologi pertanian memainkan peranan penting dalam memberdayakan masyarakat dan membawa transformasi sosial bagi komunitas petani di Banjarnegara. The objective of this study is to reveal how religion and agricultural technology can empower a peasant community and foster a social transformation. Survey and interview were implemented to gain the data. The object of the study was a community of peasants in Banjarnegara district that belong to a peasant organization facilitated by Muhammadiyah. The results show that religion, in this case is religious teaching tightly-hold by an Islamic mass organization (Muhammadiyah), can improve the economic condition of a community of peasants in Banjarnegara. Muhammadiyah facilitated the peasants community to apply a proper agricultural technology which can improve the crops significantly.  The study conclude that religion and agricultural technology play a great role in empowering society and bring about social transformation for peasants community in Banjarnegara.
MALACAK, MANATAK, MAIMBUL: KEARIFAN LOKAL PETANI DAYAK BAKUMPAI DALAM PENGELOLAAN PADI DI LAHAN RAWA PASANG SURUT -, Wahyu; -, Nasrullah
Jurnal Komunitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mngeksplorasi kearifan lokal petani Dayak dalam pengelolaan padi di lahan rawa pasang surut. Penulis ingin membuktikan persepsi bahwa Indonesia yang kaya pertaniannya dapat memberikan kemakmuran bagi para petani. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa iklim yang tidak menentu dan bencana alam merupakan tantangan bagi para petani yang perlu banyak mendapat perhatian. Untuk itu, dalam budaya kearifan lokal, para petani Bakumpai Dayak memiliki cara tertentu mengelola pertanian dan teknologi produksi terutama termanifestasikan dalam konsep lokal malacak, manatak dan maimbul. Kearifan lokal juga manifest dalam  cara mencangkul, bantangan dan siklus pertanian.The objective of this study is to discuss the local wisdoms of Dayak rice farmers in managing rice fields in todal marsh area. This study is to prove the assumption that Indonesian rice agriculture can provide welfare for its farmers. Research methods used in this study is qualitative approach, data collection was done by observation, interviews, and documentation. Research found that the erratic climate or natural disaster are the challenges for farmers. In Kalimatan, however, to maintain agricultural and production technology Dayak farmers have developped local wismon in managing agriculture most apparently manifested in three forms: malacak, manatak, dan maimbul. Local knowledge  is also apparent in hoeing methods, bantangan management, and agricultural cycles.
VIDEO ETNOGRAFI: PENGALAMAN PENELITIAN SOSIAL DENGAN VIDEO KAMERA DI SULAWESI SELATAN Yasir Alimi, Moh
Jurnal Komunitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana video kamera dapat membantu focus pikiran peneliti, mempertajam naluri etnografi, memperbagus hubungan dengan masyarakat dan memperbagus laporan penelitian. Penelitian dilakukan di Sulawesi Selatan selama satu tahun dengan menggunakan handycam Sony DCR-TRV27, handycam Sony yang dilengkapi dengan fitur screen dan layar pengintip untuk siang hari. Kecanggihan teknologi kamera bertemu dengan kekayaan kehidupan social di Sulawesi Selatan, sebagaimana terefleksikan paling baik dalam upacara pernikahan. Video kamera secara sistematik mempunyai tempat yang penting dalam system knowledge/power local. Melakukan hal ini, artikel ini tidak hanya mendiskusikan tentang penggunaan kamera di praktek etnografis, tetapi juga mendiskusikan dunia sosial yang memungkinkan kamera mempunyai peran yang sangat penting didalamnya. In this article, the author explores how a video camera can refocus researcher’s mind, sharpens ethnographic senses, and improve relation with the community. This sophisticated feature of technology has met with the vibrancy of social life in South Sulawesi, best reflected in wedding ceremonies, placing camera nicely in the existing local system of knowledge/power. The research was done for one year using Sony handycam Sony DCR-TRV27. The study is drawn from a year fieldwork experience in South Sulawesi. This article does not only discuss  the use of camera in an ethnographic practice, but also discusses the social world that has enabled the camera to have a central place in it.
SITUS “KOTO RAYO” DAN KEARIFAN TRADISIONAL DI TEPI SUNGAI TABIR JAMBI -, Pahrudin
Jurnal Komunitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam penelitian ini, penulis  membahas  ‘Koto Rayo’, sebuah pemukiman kuno di sisi Sungai Tabir, Jambi sebagai sebuah budaya dan kearifan lokal. Penelitian difokuskan pada nilai kearifan lokal yang dimiliki masyarakat dalam kaitan dengan situs ini. Hasil penelitian dan pembahasan memunculkan fakta-fakta sebagai berikut. Pulau Sumatera memiliki peradaban tinggi di masa lalu, khususnya melalui Kerajaan Sriwijaya yang mengontrol dan mendominasi seluruh pulau ini dan sebagian besar wilayah Asia Tenggara. Salah satu wilayah Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatera adalah Jambi, yang dahulu memiliki banyak Kerajaan Melayu. ‘Koto Rayo’ yang terletak di sisi Sungai Tabir ‘mungkin’ salah satu peradaban yang berhubungan dengan sejarah Kerajaan Melayu Jambi dan atau Kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Situs ini mempengaruhi beberapa perilaku kearifan lokal pada masyarakat sekitar dalam wujud perilaku yang tegas dalam melestarikan lingkungan dan menjaga warisan budaya. Kearifan lokal ini penting untuk meminimalisir efek negatif globalisasi.The objective of this study is to discuss ’Koto Rayo’, an ancient settlement on the side of Tabir river, Jambi as a culture and local wisdom. The study focused on the value of local knowledge in the communities in connection with this site. Data was collected through observation, interviews and document analysis. The results and discussion led to the following facts. The island of Sumatra has a high civilization in the past, particularly through the kingdom of Srivijaya that controls and dominates the entire island and most of the Southeast Asia region. One of the kingdom of Srivijaya in Sumatra is Jambi, which once had many Malay kingdom. ’Rayo Koto’ located on the side of Tabir river is ’probably’ one of civilization associated with the history of the Malay kingdom of Srivijaya kingdom of Jambi in the past. This site affects some local knowledge on the behavior of the surrounding community in the form of assertive behavior in preserving the environment and maintain the cultural heritage. This local knowledge is essential to minimize the negative effects of globalization.
ETIKA MASYARAKAT BADUY SEBAGAI INSPIRASI PEMBANGUNAN -, Suhadi
Jurnal Komunitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krisis multidimensional yang termasuk di antaranya adalah pertumbuhan penduduk yang tidak terkontrol, polusi udara, krisis air, pemanasan global, tekanan hidup merupakan simbol masalah sosial dari proses pembangunan. Kita perlu merefleksikan secara kritis tentang tujuan dan nilai dalam pembangunan yang menghambat pembangunan. Dalam penelitian ini, penulis menggali nilai-nilai etika masyarakat pedalaman yang dapat digunakan sebagai inspirasi untuk menerapkan nilai-nilai dalam pembangunan sehingga dapat meminimalisir masalah-masalah yang muncul dari proses pembangunan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelompokan masyarakat pedalaman secara etika dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur mentalitas pembangunan di Indonesia. Sebagai contoh etika Baduy, mencerminkan karakter sosial untuk mengembangkan pilar-pilar nilai budaya nasional, skenario pembangunan teknologi, keamanan pangan, kemerdekaan, gaya hidup, mengangkat ketertarikan masyarakat, fokus pada  program prioritas dan bangkit dari politik transaksi ekonomi dan kekuatan dalam pembangunan. Di sisi lain ada hal-hal yang bersifat merusak bagi etika masyarakat pedalaman di bawah tekanan atas lingkungan yang nyaman dan itu datang dari dalam maupun luar. The multi-dimentional crisis which includes the uncontrolled population explosion, the more dense settlement, the amount of pollutants in the earth, water crisis, global warming, and a lot of life pressure / stress are signs of the social problems of the development process. That is why, we need to reflect critically on the goals of development and values that discourage development. In this article, the author seeks to explore ethical values in traditional Baduy society which can be used as inspiration in applying development values that can minimize the problem raised by development. This research used qualitative approach. Research results show that community grouping in isolated community can be used ethically as a means to measure mentality of Indonesian development. For example the ethics of Baduy reflects social character to develop the pillars for national cultural values, technological development scenario, food security, independence, lifestyle, promoting the interests of society, focus on running projects, and away from the politics of economic transactions and power in development. On the other hand there are symptoms of the destruction of isolated communities ethics under the pretext of environmentally friendly development that comes from inside and outside.
TINGKAT AFEKSI SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Lamadirisi, Maryam
Jurnal Komunitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat afeksi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi Contextual Teaching and Learning (CTL). Penelitian dilakukan terhadap  siswa kelas XII IPS SMA Negeri I Touluaan yang mendapatkan pelajaran Sosiologi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menemukan kesan siswa yang umumnya positif terhadap pembelajaran Sosiologi dengan menggunakan pendekatan CTL. Dampak positif di sini berarti bahwa pendekatan pembelajaran ini menarik dan tidak membosankan. Umumnya, siswa berpendapat bahwa pembelajaran sosiologi dengan pendekatan CTL memberikan arti signifikan karena apa yang dipelajari adalah tentang fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya, siswa merasa senang, bahkan sangat menikmati model pembelajaran CTL. CTL membuat siswa menjadi aktif di kelas dan dapat memberikan pendapat sesuai dengan pengalaman mereka dalam kehidupan nyata di masyarakat.The purpose of this study is to analyze the affection and enthusiasm of the students in Sociology learning using Contextual Teaching and Learning (CTL) strategy. Research is conducted on senior high school students from social studies class XII, SMAN I Touluaan, who has Sociology subject in its curriculum. Data collection was done by using observation, interview and documentation. This study found that students are generally give positive impression of sociology learning by using CTL approach. The positive impact here means that the learning approach is interesting and the participation is high. Generally, the students argued that the teaching of sociology with the CTL approach gives a significant meaning because it studies about the social phenomena that occur in everyday life. Generally, students feel happy, even enjoyed using CTL learning model. CTL enables students to be active in class and can give an opinion in accordance with their experience in real life in the community
PERANAN MUATAN LOKAL MATERI BATIK TULIS LASEM SEBAGAI BENTUK PELESTARIAN BUDAYA LOKAL Nur Farid, Muhammad
Jurnal Komunitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering
Publisher : Jurnal Komunitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana pelaksanaan muatan lokal batik tulis Lasem pada tingkat sekolah dasar di Kecamatan Lasem sebagai bentuk pelestarian budaya lokal. Hasil penelitian ini menunjukkan pelaksanaan muatan lokal batik tulis Lasem pada kelas empat dan kelas lima. Masing-masing tingkatan mempunyai fokus kemampuan yang berbeda. Fokus kelas empat adalah pengenalan tentang batik, alat dan bahan membatik serta pengenalan ragam hias batik, sedang fokus kelas lima adalahpenjelasan sejarah batik tulis Lasem, tahapan membatik batik tulis Lasem, ragam hias batik tulis Lasem. Praktik pada kelas lima mulai dari ngethel, membuat pola, nglengkreng, nerusi, dan isen-isen. Pelaksanaan muatan lokal batik tulis Lasem kelas enam yaitu tentang sejarah dan ragam hias batik tulis Lasem melanjutkan tahapan dari kelas lima yang belum selesai. Muatan lokal tersebut berhasil menanamkan kepedulian dan kecintaan anak-anak pada batik tulis Lasem.The objective of this study is to examine  the implementation of the local content batik Lasem at primary school in Lasem subdistrict as a form of local cultural preservation. The result of this study demonstrates that t local content batik Lasem is  implemented in fourth, fifth and sixth grade. Each level has different focus. The focus of the fourth grade is the introduction of batik, batik tools and materials as well as the introduction of decorative batik. The focus of the fifth grade is on the history of Lasem batik, barik stages, decorative Lasem batik. The practice in fifth grade include ngethel, make patterns, nglengkreng, nerusi, and isen-isen. The implementation of the local content batik Lasem at sixth grade is about the history and decorative batik Lasem continuing the unfinished subjects in the fifth grade. Local content successfully instill kids’ awarness and love on batik Lasem.

Page 1 of 3 | Total Record : 21


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 15, No 1 (2023): March Vol 14, No 2 (2022): September 2022 Vol 14, No 1 (2022): March 2022 Vol 14, No 2 (2022): September Vol 13, No 2 (2021): September 2021 Vol 13, No 1 (2021): March 2021 Vol 12, No 2 (2020): September 2020 Vol 12, No 1 (2020): March 2020 Vol 12, No 2 (2020): September Vol 12, No 1 (2020): March Vol 11, No 2 (2019): September 2019 Vol 11, No 1 (2019): Komunitas, March 2019 Vol 11, No 1 (2019): March 2019 Vol 11, No 2 (2019): September Vol 10, No 2 (2018): Komunitas, September 2018 Vol 10, No 2 (2018): September 2018 Vol 10, No 1 (2018): March 2018 Vol 10, No 1 (2018): Komunitas, March 2018 Vol 10, No 1 (2018): Komunitas, March Vol 9, No 2 (2017): September 2017 Vol 9, No 2 (2017): Komunitas, September 2017 Vol 9, No 1 (2017): Komunitas, March 2017 Vol 9, No 1 (2017): Komunitas, March 2017 Vol 9, No 1 (2017): March 2017 Vol 8, No 2 (2016): Komunitas, September 2016 Vol 8, No 2 (2016): September 2016 Vol 8, No 2 (2016): Komunitas, September 2016 Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016 Vol 8, No 1 (2016): March 2016 Vol 8, No 1 (2016): Komunitas, March 2016 Vol 7, No 2 (2015): Komunitas, September 2015 Vol 7, No 2 (2015): Komunitas, September 2015 Vol 7, No 2 (2015): September 2015 Vol 7, No 1 (2015): Komunitas, March 2015 Vol 7, No 1 (2015): March 2015 Vol 7, No 1 (2015): Komunitas, March 2015 Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014 Vol 6, No 2 (2014): September 2014 Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014 Vol 6, No 1 (2014): March 2014 Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial Vol 6, No 1 (2014): Lokalitas, Relasi Kuasa dan Transformasi Sosial Vol 5, No 2 (2013): September 2013 Vol 5, No 1 (2013): March 2013 Vol 5, No 2 (2013): Tema Edisi: Model-Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Karakter Bangsa Vol 5, No 2 (2013): Tema Edisi: Model-Model Pemberdayaan Masyarakat dan Pendidikan Karakter Bangsa Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial Vol 5, No 1 (2013): Tema Edisi: Multikulturalisme dan Interaksi Sosial Vol 4, No 2 (2012): September 2012 Vol 4, No 1 (2012): March 2012 Vol 4, No 2 (2012): Tema Edisi: Kelompok-Kelompok Sosial Anak Tiri Modernitas Vol 4, No 2 (2012): Tema Edisi: Kelompok-Kelompok Sosial Anak Tiri Modernitas Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering Vol 4, No 1 (2012): Tema Edisi: Kearifan Lokal Tidak Pernah Kering Vol 3, No 2 (2011): September 2011 Vol 3, No 1 (2011): March 2011 Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya Vol 3, No 2 (2011): Tema Edisi: Pendidikan Karakter Perspektif Sosial Budaya Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan Vol 2, No 2 (2010): September 2010 Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal Vol 2, No 2 (2010): Tema Edisi: Perempuan - Perempuan Marginal More Issue